BERITAMASADEPAN - Sejumlah petani garam di Jawa Tengah mengeluhkan harga garam yang mengalami penurunan mencolok selama memasuki tahun 2020.
Selain disebabkan musim kemarau yang berkepanjangan, harga garam yang anjlok ini terhitung dipengaruhi oleh impor garam yang dirasa berlebihan.
633DOMINO Situs Poker dan Domino Online Terpercaya DI INDONESIA , Minimal Deposit & Withdraw Rp 20,000.-Daftar dan Menangkan SUPER JACKPOT Sekarang !!! Berhadiah Hingga Ratusan Juta Rupiah Dan Win Rate 90% !!!
Akibatnya, petani garam di beberapa wilayah Jateng mengalami kerugian yang lumayan besar lantaran mengolah garam tak laku di pasaran.
Ketua Koperasi Petani Garam di Rembang, H. Pupon mengatakan, harga garam pada tahun ini mengalami penurunan mencolok menjadi Rp 200 hingga Rp 300 per kilogram.
Sementara tahun lalu harga garam sanggup mencapai Rp 1000 hingga Rp 1500 per kilogram. "Tahun ini harga garam jeblok.
Harganya turun menjadi gak laku garamnya. Padahal produksinya melimpah. Itu kan gak seimbang dan gak nutup ongkos operasional," ujar Pupon kala dihubungi Kompas.com, Jumat (31/01/2020).
Pupon mengeluhkan penurunan harga garam ini disebabkan dikarenakan keperluan impor garam yang berlebihan. Padahal, stok mengolah garam di wilayahnya melimpah pada kala musim kemarau.
"Ada 1.800 hektar tambak garam yang selama ini hanya dipasarkan di wilayah Jateng, Jabar dan Jakarta bersama dengan harga rendah.
Kalau sanggup impornya di stop gitu sama pemerintah sehingga harga garam rakyat berlaku lagi," keluhnya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Petani Garam di Jepara Lafiq mengungkapkan, penurunan harga garam ini telah berdampak kerugian bagi para petani garam di wilayahnya.
Menurutnya, keperluan dapat impor garam tidak perhatikan nasib para petani garam. " Impor garam ini telah benar-benar bebas, enggak menyaksikan nasib petani garam indonesia.
Kami menjadi semakin rugi dan tak berdaya. Sekarang harganya telah terjun bebas," katanya.
Dikatakannya, untuk wilayah Jepara sendiri terkandung 500 petani garam yang sanggup mengolah garam rakyat mencapai kisaran 6500 ton.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah, Fendiawan Tiskiantoro mengatakan, pihaknya dapat terus berupaya menambah perekonomian petani garam.
Di Jateng sendiri, jumlah mengolah garam rakyat mencapai 736 ribu ton selama 2019 bersama dengan keseluruhan petani garam sejumlah 15.445 orang.
Pihaknya telah berupaya memperkuat kerjasama bersama dengan Disperindag untuk menjajakan garam rakyat.
Tetapi kebutuhannya kala ini baru sanggup terserap 300 ribu ton. "Kami jalankan pembangunan gudang garam bersama dengan kapasitas 1.000 ton di Rembang tahun lalu.
Akan dibangun lagi gudang garam berkapasitas 200 ton sebanyak 3 unit tahun ini di Kebumen, Brebes dan Pati," jelasnya.
Selain itu, lanjut Fendiawan, pihaknya terhitung memberikan bantuan 50 unit tempat tinggal tunnel dan 12 tempat tinggal prisma untuk petani garam di Jateng.
Sebagai informasi, Data berasal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), tahun 2020 impor garam mengalami peningkatan menjadi 2,9 juta ton.
Sebelumnya, tahun 2019 keperluan impor garam sebanyak 2,6 juta ton. Kenaikan impor garam di tahun ini mencapai 300 ribu ton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar